Mendidik anak dengan kasih sayang

Rasanya kepala sebentar lagi akan meledak mendengar suara bising anak yang lagi ribut memekakkan gendang telinga. Seorang ayah berkali-kali coba memperingatkan. Mulai dari anada rendah hingga nada paling tinggi tak mampu membuat kedua anaknya berhenti bertengkar. Tiba-tiba “ diaaaaaaammm …!!! Kalau masih ribut akan ayah kunci di gudang  !” teriakan ayah kali ini benar-benar berhasil membuat jera. 

Saat anak tenang, giliran ayah yang merasa tak tenang. Sebenarnya dia sudah sering bertekad tak akan pernah BERTERIAK MENGANCAM anak-anaknya. Pernahkah mengalami hal serupa? Patutkah teriakan hingga hukuman fisik kita kenakan untuk membuat anak-anak “diam” dan “patuh”.

Dalam urusan mendidik anak di keseharian kita orang tua layaknya seorang aparat keamanan, kita berusaha membuat situasi rumah aman terkendali. Ibaat seorang hakim, kita seringkali memutuskan apakah anak benar atau salah. Kemudian menetapkan hukuman yang menurut kita tepat dikenakan pada anak.
Rasululloh bersabda “sesuatu yang positif tidak dimulai dengan bismillahirrohmanirrohim akan rugi”. Dalamhal ini mendidik anak sepatutnya dengan kasih sayang atau rahman dan rahim. Orang tua sayang dengan anak. Anakpun akan sayang dengan orang tua. Keduanya berlaku demikian kaena kodrat manusia  yang diberikan Allah SWT sebagai fitrah.
Mengapa mendidik anak harus dengan “arrahim”, ? akan berbeda sekali saat kita berbicara kepada anak dengan perasaan kasih sayang atau tidak.
Bicara dengan hati tentu akan berbeda dampaknya dibanding orang tua yang sekedar bicara keluar dari mulut. Lantar bagaimana kita bica menerapkan konsep kasih sayang disaat emosi kita tak terkendali?
Temukan jawabannya di forum ‘Indahnya Kasih Sayang Ayah Bunda’
bersama Kak Acun (pemerhati anak dari MATA HATI CARE). yang diselenggarakan oleh Forum Keluarga Sakinah (FKS)  SD Plus Al Kautsar Malang. Pada Sabtu, 16 Oktober 2010 Pukul 9.00-11.00 di Aula SD Plus Al Kautsar Malang ?

Leave a Reply